Engkau duduk bersila
Sendiri di pelataran
Menyisakan punggung berbalut kardigan
Untukku yang berdiri di belakang
Sekuat tenaga kuusahakan
Agar kaki tak melangkah ke depan
Sialan, gumamku pelan-pelan
Bahkan seluruh badanku kau tarik paksa
Kau sambut aku dengan wajahmu
Kau sambit aku dengan rautmu
Tak apa, sayang, begitu kataku
Aku takkan bertamu bila tanpa restu
Harapku jatuh bersama rambutmu
Yang barusan masih terikat pita biru
Rambutmu ke bahu
Harapku ke ujung relung palung